Rindu Di Balik Awan

Entah
Entah apa
Entah bagaimana
Entah mengapa...

Saat sepi merangkul jiwa. Selalu saja pikiranku berlari mundur.
Memutar kembali peristiwa masa lalu.
Dan hingga saat ini, benak hati selalu penuh tanya.

Pernahkah hatimu bergetar merasakanku?
Pernahkah ada rindu yang hadir merajuk dalam benakmu?
Pernahkah ayahanda.....?

"Ketika itu, kelas 2 SD, saat pengambilan raport sekolah aku melihat teman-temanku menggandeng ayah dan ibunya ke sekolah. Bersama melihat hasil belajar yang tertera dalam buku raport." Sementara aku... sungguh aku juga sangat menginginkan seperti itu. Tapi aku mengerti, itu tidak akan terjadi. Hingga aku lulus SMA. Jelas itu tidak akan bisa aku rasakan, karena tidak ada pengambilan raport di perkuliahan nanti.

Ada satu hal lagi.

"Ketika itu, kelas 4 SD, dalam angkutan umum, aku melihat seorang anak duduk di atas pangkuan ayahnya." Hatiku bertanya, kapankah aku bisa merasakan seperti itu?

Tidak akan.
Bahkan aku tidak membutuhkan semua itu.
Yang aku butuhkan hanyalah,
Aku ingin memeluk abi...
Satu detik saja.

Cukup sudah, karena itu hanyalah angan.
Aku rasa kini airmataku telah benar-benar luruh jatuh tak tertahan lagi.
Aku rasa ragaku melayang terbangbersama angin malam ini.
Berusaha membayangkan aku bisa mencapai angan itu.
Walaupun menurutku,
Menggapai angan itu tak akan pernah sampai.
Mengharap pelukan abi tak akan pernah bertepi.
Karena sosokmu adalah keniscayaan yang membuatku melihatmu bagai menatap fatamorgana.

Abi....
Rindukah engkau padaku?
Ku simpan erat bayangmu dalam setiap sudut ruang hati.

Biarlah,
Biarlah aku selalu berharap.
Karena dengan harapan itu aku bertahan.

Allahummaghfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiraa, aamiin.